Sabtu, 31 Juli 2010

Keutamaan Malu

Al Imam An Nawawi Rahimahullaah berkata, "Para ulama mengatakan bahwa malu hakikatnya adalah akhlak yang mengantar seseorang untuk meninggalkan kejelekan dan menghalanginya mengurangi hak-hak orang lain."

Kami telah meriwayatkan dari Al Qasim Al Junaidi Rahimahullaah, ia berkata, "Malu adalah memerhatikan nikmat-nikmat (Allaah Subhanahu wa ta'aalaa) dan menganggap dirinya kurang (mensyukuri nikmat-nikmat tersebut). Dari keduanya terlahir rasa malu."

Ummu 'Abdillaah Al Wadi'iyyah Hafizhahallaahu ta'aalaa berkata, "Malu adalah salah satu akhlak yang utama. Ia merupakan perhiasan manusia. Hilangnya rasa malu akan menyebabkan segala macam keburukan, sehingga terjadilah pertumpahan darah, dinodainya kehormatan manusia, dilakukannya perbuatan-perbuatan keji, tidak dihargainya orang-orang tua, dan campur baurnya laki-laki dengan para wanita.

Para wanita keluar sembari menampakkan perhiasan dan berdandan, bepergian tanpa mahram. Hilangnya rasa malu juga akan menyebabkan al-haq hanya didengar namun selanjutnya ditolak."

Al Imam Al Fudhail bin Iyadh Rahimahullaah berkata, "Lima tanda celakanya seseorang adalah kerasnya hati, mata yang tidak bisa menangis, sedikitnya rasa malu, cina dunia, dan panjang angan-angan."

(Nashihati lin Nisa', hlm.196-197)

Majalah Asy Syari'ah

0 komentar:

Posting Komentar